Kamis, 06 September 2018

Malas Shalat Subuh Ciri Orang Munafiq

                                              
Subuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mendirikan shalat. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat.” (Qs. Al-Isra’: 78)
Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan shalat subuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan shalat.  Jika kita melihat jumlah jama’ah yang shalat subuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu shalat lainnya.
Cara menghilangkan kemalasan dalam shalat subuh bisa kita awali dengan menggali keutamaan-keutamaan mendirikan shalat subuh. Apabila seseorang mengerjakan shalat subuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah :
(1) Salah satu penyebab masuk surga.                                                                    Rasulullah SAW bersabda yang artinya,“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat subuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)
(2) Salah satu penghalang masuk neraka.                                                                      Nabi SAW bersabda yang artinya, “Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat subuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).”  (HR. Muslim no. 634)
(3) Berada di dalam jaminan Allah.                                                                         Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
(4) Dihitung seperti shalat semalam penuh.                                                                    Nabi SAW bersabda yang artinya,“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.”   (HR. Muslim no. 656)
(5) Disaksikan para malaikat.                                                                                           Nabi SAW bersabda yang artinya, “Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).”   (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)
(6) Shalat subuh berkaitan dengan pembagian rezeki.                                              Pernah suatu ketika Nabi SAW  shalat shubuh. Begitu selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati puterinya Fathimah r.a sedang tidur. Maka beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan kepadanya “Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rizki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rizki para hamba antara shalat subuh dan terbitnya matahari.”
(7) Shalat subuh adalah kunci kemenangan.                                                             “Bahwa Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau menundanya hingga tiba waktu subuh.” (HR Bukhari)
(8) Lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.                                                          “Dua rakaat shalat subuh, lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR.Muslim dan Ahmad).   Mengenai shalat sunah dua rakaat  sebelum subuh Rasulullah bersabda, “Dua rakaat itu lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya.” (HR.Muslim)

Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat subuh karena aktivitas tidur. Nabi SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.”    (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
Cukuplah ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini. Semoga Allah selalu memberi hidayah kepada kita semua, terkhusus bagi para laki-laki untuk dapat melaksanakan shalat berjama’ah di masjid.  Wallahu a’lam.
(sumber : Percikan Iman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar